Posted by : Hadxp
Jumat, 11 November 2016
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami. Tidak lupa kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan materi dan
saran, sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tentang
kewirausahaan ini yang berjudul “Kiat Giat dalam Kewirausahaan.”
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasa serta keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami.
Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Bekasi, 25
Oktober 2016
Penyusun
Abstrak
Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta,
berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Seseorang wirausaha adalah seseorang
yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new
and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Untuk menjadi wirausaha
yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan
watak kewirausahaan.
Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di
pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai
guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan
memperhatikan “market oriented” atau
apa yang sedang laku dipasaran. Salah satu kunci untuk memulai usaha
yang sukses adalah bekerja dengan senang hati, seolah kita sedang mengerjakan
hobi hingga lupa waktu dan tidak kenal lelah. Bekerja dengan senang hati,
itulah sebabnya mengapa kegiatan usaha yang berawal dari hobi seringkali
berhasil dengan baik.
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta,
berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya.
Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang
telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke minggu
selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia
selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi
dan berinovasi semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang
yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Istilah wirausaha dan wiraswasta
sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang
sedikit berbeda.
Wirausaha
tentu digeluti oleh banyak kalangan. Tentu saja, mereka memiliki aspek-aspek
kewirausahaan yang mengandalkan intuisi, pemikiran logis secara tepat dan fokus
pada tujuan utama.
Sebagai pelajar,
wirausaha tidak hanya dapat berencana, berkata-kata, akan tetapi juga berbuat,
merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang
berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang
sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang
baru.
Pikiran kreatif
sejak dini terutama bagi pelajar, tercetus dari menyalurkan hobi pastilah kegiatan yang sangat menyenangkan
bagi semua orang. Kesenangan ini akan makin sempurna ketika hobi yang kita
miliki dapat kita berdayakan menjadi sebuah bisnis yang dari sana kita dapat
memperoleh kemapanan finansial.
Selain merasakan kesenangan yang luar biasa
karena mencapai ekonomi dari menyalurkan hobi, seorang yang akan menjadi
wirausaha muda pun akan merasakan pengalaman yang berkesan.
A.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja hal-hal yang diperhatikan untuk
menjadi wirausahawan?
B.
Tujuan
1.
Mendapatkan pengetahuan tentang cara
melakukan kewirausahaan.
2.
Memberi motivasi untuk selalu melakukan
kewirausaahaan.
C.
Manfaat
1.
Agar pembaca lebih berfikir untuk
memulai melakukan kewirausahaan.
2.
Agar pembaca dapat mengembangkan potensi
dan kemampuan nya melalui hobi ke dalam wirausaha.
Bab II
Landasan Teori
A.
Konsep Kewirausahaan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi, definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli
lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein
(1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan
atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan.
A. Proses Kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh
Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi
tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun
di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan
lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk “locus of control”, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan
pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal,
keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi,
nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari
lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh
karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang
dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
B.
Ciri - ciri dan Sifat
Kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap
orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan.
Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
·
Percaya diri
·
Berorientasikan tugas dan
hasil
·
Berani mengambil risiko
·
Kepemimpinan
·
Keorisinilan
·
Berorientasi ke masa depan
·
Jujur dan tekun
·
Memiliki sifat keyakinan,
kemandirian, individualitas, optimisme.
·
Selalu berusaha untuk
berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki
tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
·
Memiliki kemampuan
mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·
Bertingkah laku sebagai
pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik
yang membangun.
·
Memiliki inovasi dan
kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang
luas.
·
Memiliki persepsi dan cara
pandang yang berorientasi pada masa depan.
·
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
A.
Tahap - tahap Kewirausahaan
·
Tahap memulai
Tahap di mana
seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan “franchising”. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang
akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau
jasa.
·
Tahap
melaksanakan usaha
Dalam tahap ini
seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM (Sumber Daya Manusia),
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko
dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
·
Tahap
mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
·
Tahap mengembangkan
usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif
atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi
salah satu pilihan yang mungkin diambil.
A.
Sikap Wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan
sebelumnya, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat
diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
·
Disiplin
.
·
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang
dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang
jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen
terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan
dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen
wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima
yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan
harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan
yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
·
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
·
Kreatif dan
Inovatif
Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang
tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
terobosan-terobosan baru.
dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
·
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya
ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus
memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
·
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon
wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan
hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, objektif dan rasional dalam
pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam
melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan
erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
A.
Faktor – faktor
Kegagalan Kewirausahaan
·
Tidak
kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
·
Kurang
berpengalaman.
.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling
utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan
operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
·
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
·
Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
·
Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
tidak efektif.
·
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan
mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap
setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
·
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan / transisi
kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
A.
Dasar Kemampuan Diri Kewirausahaan.
Tidak hanya di perlukan keinginan untuk
memiliki usaha, namun seorang pengusaha / wirausahawan seperti pelajar
setidaknya memiliki 6 (enam) dasar kemampuan, yang akan menjadi pengendali
dalam menjalankan usahannya. Kemampuan itu terdiri dari:
1. Kemampuan memotivasi diri
2. Kemampuan berinisiatif.
3. Kemampuan membentuk modal (capital)
4. Kemampuan mengatur waktu (time management skill).
5. Kemampuan mental yang dilandasi agama
6. Kemampuan mengambil hikmah dari pengalaman
B.
Contoh Usaha Kecil
Program usaha kecil menjadi salah satu harapan
yang dapat membantu mengurangi permasalahan kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia. Berbagai usaha kecil yang menguntungkan bagi masyarakat hendaknya
semakin ditingkatkan untuk menuju Indonesia lebih sejahtera lagi.
Keinginan
untuk membangun sebuah usaha kecil kadang kala terkendala. Hal ini diakibatkan
sulitnya menentukan contoh usaha kecil yang menguntungkan, bahkan faktor
kekurangan dana merupakan salah satu kendala yang paling tersulit yang harus
dihadapi masyarakat untuk memulai usaha kecil-kecilan yang dapat menopang
ekonomi kearah yang lebih baik lagi. Namun karena keterbatasan informasi yang
membahas tentang contoh usaha tersebut mengakibatkan keinginan kamu untuk
membuka usaha akhirnya gagal.
Adapun
contoh usaha kecil yang menguntungkan tersebut bisa kamu baca selengkapnya
dalam daftar berikut ini:
Usaha Kecil Makanan dan Minuman
·
Membuat makanan ringan / snack dan kue,
·
Mengolah jantung pisang menjadi dendeng,
·
Membuat daging tiruan dari jamur tiram, dan lain-lain.
Kursus dan Pendidikan
·
Sekolah entrepreneurship,
·
Kursus bahasa asing,
·
Bimbingan belajar rumahan, dan lain-lain.
Usaha Rental
·
Pengurusan dokumen,
·
Delivery order,
·
Penyelamat data, dan lain-lain.
Agribisnis
·
Budidaya ikan mas bocah,
·
Budidaya ikan komet,
·
Budidaya kantong semar, dan lain-lain.
Kerajinan
·
Membuat kap lampu dari pasir, mika, enceng gondok, pelepah
pisang,
·
Membuat perkakas rumah tangga dari kertas bekas,
·
Membuat mainan dari kayu, misalnya puzzle, dan lain-lain.
Itulah beberapa contoh
usaha kecil yang menguntungkan yang mungkin bisa menginspirasi anda untuk
membuat usaha kecil yang tentunya dapat mendongkrak ekonomi keluarga kearah
yang lebih baik dimasa muda.
A. Hubungan Antara Kreatifitas dengan Inovasi
Untuk
memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang
berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan
yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.
Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam
dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.
Namun,
gagasan-gagasan yang baik pun, jika tidak di implementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius
umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang
bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar
laku di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam
menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu
produk dengan memperhatikan “market
oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai
guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk
tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk
tersebut bagi konsumen.
Untuk
menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi
oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seseorang wirausaha adalah
seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan
berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam
kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start
up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian
untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk
mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan
tersebut diperlukan terutama untuk:
a)
Melakukan proses / teknik baru (the new technic),
b)
Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
c)
Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d)
Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar,
e)
Mengembangkan organisasi baru (the new organisation).
A.
Hobi
Menjadi Modal Usaha
Banyak
pengusaha sukses memulai usahanya dari hobi. Dalam ilmu psychology of success, dari 2000 orang sukses yang diteliti,
ternyata 80 persen nya adalah orang yang menyukai apa yang dia lakukan. Faktor
menyukai menghadirkan energi sukses yang mempunyai daya dorong luar biasa.
Bekerja dengan senang hati, itulah sebabnya mengapa kegiatan usaha yang berawal
dari hobi seringkali berhasil dengan baik. Dimana salah satu kunci untuk
memulai usaha yang sukses adalah bekerja dengan senang hati, seolah kita sedang
mengerjakan hobi hingga lupa waktu dan tidak kenal lelah.
Ciri - ciri hobi yang bisa dijadikan usaha:
1.
Hobi yang bernilai
Beberapa
hobi mungkin memiliki nilai jual tinggi, namun sebagian yang lain sama sekali
tak dibutuhkan oleh pasar. Untuk menilainya, kita harus melakukan penelitian
pasar terlebih dahulu. Sederhana nya, ketika kita menyukai suatu makanan, kita
berfikir bagaimana suatu makanan tersebut menjadi sebuah bisnis.
2.
Menarik
Cobalah
lihat kembali apakah suatu makanan tersebut tetap begitu menarik sehingga kita
tidak kehilangan kecintaan padanya meski telah dimakan berkali-kali. Maka satu
poinnya adalah hobi tersebut harus mampu membuat kita tertarik selamanya untuk
memulainya dengan sebuah bisnis.
1.
Terus menerus
Jika
kita sudah memulai bisnis makanan, boleh jadi kita memiliki pelanggan yang
berbeda-beda setiap harinya. Namun, permintaan mereka biasanya hampir sama satu
dengan yang lain. Tentu saja, kita harus mempertahankan target. Maka, poin
pertama adalah produk tersebut harus sanggup tetap menjaga kestabilan target
penjualan secara terus menerus.
Langkah-langkah
mengubah hobi menjadi bisnis, antara lain:
a. Luangkan
waktu lebih banyak untuk menekuni hobi, dan hasilkan karya dengan kualitas yang
lebih baik dan kuantitas yang lebih banyak.’Practise
makes perfect’ dengan terus berlatih, maka akan menghasilkan karya yang
semakin baik.
b. Menambah
terus pengetahuan, bisa melalui kursus-kursus dan lain-lain yang berhubungan
dengan hobi. Ada banyak cara yang lebih murah untuk menambah pengetahuan kita
melalui buku, internet ataupun majalah dan berbagai media informasi lainnya.
c. Belajar
langsung dari orang-orang yang sudah ahli atau sudah sukses menjalankan hobi
tersebut. Mendapatkan mentor atau bergaul dengan orang yang mempunyai hobi sama
juga menjadi cara yang terbaik untuk menghasilkan karya yang terbaik dan
kompetitif dari segi kualitas harga.
Apapun
yang yang kita pilih, cintailah. Dengan melakukan sesuatu yang dicintai seperti
layaknya mempunyai hobi, segera lah matangkan konsep dan menyulapnya menjadi
sebuah usaha yang menghasilkan keuntungan yang menjulang tinggi.
Bab
III
Metodelogi Penelitian
A.
Metode
Wawancara
Metode yang kami gunakan
adalah metode wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden, yaitu Adeline (XI MIA 4), seorang penjual sate sosis
di SMAN 3 Bekasi. (Hasil wawancara terlampir).
B.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian dengan
metode wawancara ini kami lakukan pada hari Kamis, 20 Oktober 2016 bertempat di
kelas XI MIA 4 SMAN 3 Bekasi.
C.
Jenis Wirausaha
Sate Sosis, yaitu sosis yang
ditusuk dan dibakar dengan bumbu pedas spesial yang paling banyak diminati.
Bab
IV
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
A.
Laporan
Kewirausahaan
Adeline,
seorang siswi di SMAN 3 Kota Bekasi. Ia menjual sosis yang sebelumnya ia pesan
dari orang lain, kemudian ia jual kembali di sekolah atau biasa disebut dengan Reseller. Reseller yaitu menjual kembali suatu produk yang dilakukan oleh
penjual setelah penjual tersebut membeli nya. Ia memulai usaha ini karena
banyak hal, antara lain karena ia hobi makan dan menyukai sosis, yang kedua
karena tuntutan untuk mencari dana dalam rangka Halliday. Halliday adalah acara
perlombaan dalam bidang bahasa yang diselenggarakan OSIS SMAN 3 Bekasi yang
bekerja sama dengan ekstrakurikuler Debat Bahasa Indonesia (DBI), klub Korea,
Jepang, Inggris, dan Prancis pada 24 September 2016 yang lalu.
Adeline
membeli 80 tusuk sate sosis dari seorang penjual seharga Rp. 160.000,- yang
kemudian ia jual kembali dengan harga Rp 2.500,- per tusuk nya. Ia melakukan
usaha ini dengan senang hati. Menurutnya, selain belajar berwirausaha, ia juga
mendapatkan banyak kenalan melalui penjualan ini. Ia mengatakan untuk
berwirausaha, kita harus memiliki rasa percaya diri dan tanpa rasa malu untuk
mempromosikan usaha. Ia mengakui sehari mengalami kerugian sekitar Rp. 5.000,-
dikarenakan ada beberapa orang yang belum membayar hasil jualan nya.
Adeline
pun menerapkan motto dalam hidupnya “Usaha dan kerja keras tidak mengkhianati
hasil” serta ia diwarisi bakat berwirausaha dari keluarga nya. Jadi, ia ingin
memulai usaha dari sekarang hingga bisa mencapai kesuksesan dalam berbisnis di
masa yang akan datang.
Dengan usaha dan
kerja keras nya dapat membuahkan hasil. Kini, ia masih terus berjualan untuk
mencukupi kebutuhan nya. Serta atas sikap dan sifat nya dalam berwirausaha
sudah ia terapkan dalam usaha nya. Tentu nya, kita dapat mencontoh dari apa
yang ia lakukan selama ini dalam ber-wirausaha.
A.
Harga
Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau
harga perolehan dari barang yang dijual.
Manfaat dari harga
pokok penjualan yaitu:
1. Sebagai
patokan untuk menentukan harga jual,
2. Untuk
mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari
harga pokok penjualan, maka akan diperoleh laba. Sebaliknya, apabila harga jual
lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.
Penghitungan:
Sate sosis 80 tusuk, satuan Rp. 2.000,- = Rp. 160.000,-
Hasil penjualan sosis Rp. 2.500,- x 80 = Rp. 200.000,-
HPP Rp. 2.000,- x 80 = Rp.
160.000,-
Laba =
Rp. 40.000,-
Rugi karena belum ada yang membayar Rp. 5.000,-
Total laba = Rp 40.000 – 5.000
= Rp. 35.000,-
Bab
V
Penutup
A.
Kesimpulan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Wirausahawan mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas yang tinggi tetap
membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah
kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap
suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Salah
satu kunci untuk memulai usaha yang sukses adalah bekerja dengan senang hati,
seolah kita sedang mengerjakan hobi hingga lupa waktu dan tidak kenal lelah.
B.
Saran
Cobalah memulai
wirausaha dan mencoba hal yang baru. Terus kembangkan jiwa kreativitas dan
tanamkan sikap seorang wirausaha pada diri. Mulai lah dari suatu hal yang
disukai, agar menyenangkan saat melaksanakan wirausaha tersebut.
Daftar Pustaka
Ahmad Rifai. 2011. Aku Bangga Bisa Usaha Sendiri. Jakarta:
CV Ciptamedia Binanusa.
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-kewirausahaan-menurut-ahli/
http://vinymalasari.blogspot.co.id/2015/10/karya-ilmiah-kewirausahaan.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan
f
========================================================================
Inilah contoh dari Karya Tulis Kewirausahaan. Untuk lebih jelas dan lebih lengkap nya, silahkan download di http://scarlet-chan.blogspot.co.id/2016/11/contoh-karya-tulis-kewirausahaan-dan.html
Arigatou Gozaimasu ^^
11 November 2016