Archive for Desember 2014

Minggu, 14 Desember 2014
A.    Musik Jepang

Musik Jepang merupakan gaya musik khas Jepang dari beragam artis, baik tradisional maupun modern. Kata musik dalam bahasa Jepang berarti ongaku (音楽), menggabungkan on    (, sound, suara) dengan gaku (, music, musik). Jepang merupakan pasar musik terbesar kedua di dunia, dengan nilai total area penjualan mencapai 4,422.0 juta dollar dan sebagian besar pasar didominasi oleh artis Jepang.
Musik lokal sering muncul di berbagai tempat karaoke, dari label rekaman. Musik tradisional Jepang sangat berbeda dari Musik Barat.

B.    Sejarah musik jepang
Musik di Jepang disebut ongaku, yang bila diterjemahkan secara langsung dapat diambil untuk berarti sebagai suara untuk kenyamanan. Meskipun saat ini sebagian besar dikenali oleh dunia luar untuk pop, permen karet jenis lagu, musik Jepang pada dasarnya adalah sebuah kombinasi eclectic pengaruh musik dari seluruh dunia. Sebesar itu penting dalam tradisi dan sejarah lokal, dengan skala, namun gaya dan instrumen yang dipinjam dan merebeh diadaptasi dari negara-negara tetangga seperti Cina, Korea dan Indonesia, dan telah berkembang untuk mengintegrasikan gaya musik Barat seperti jazz, rock, ska dan reggae .

Ada penekanan pada kata-kata definitif daripada yang instrumentasi Asia Timur dan satu sarjana musik ini telah diberikan kepada Jepang untuk hal cinta dan keasyikan dengan upacara. Beberapa contoh ini akan menjadi shomyo, atau Buddha chanting dan Jepang kaum lagu atau min’yo. Ada segala jenis min’yo tetapi secara umum dapat dikelompokkan menurut kesempatan ketika mereka dinyanyikan. Ada kerja lagu, lagu keagamaan, lagu yang digunakan selama gatherings khusus seperti pernikahan, pemakaman dan perayaan dan lagu untuk anak-anak atau lullabies. Ini lagu yang paling sering dikirimkan lewat lulus atau keluarga generasi. Lama satu bentuk musik tradisional yang datang dari utara Ainu di Jepang akan menjadi yukar, atau peniruan bentuk puisi atau epos epics dalam lagu.

C.    Perkembangan Musik Jepang
Disc Jockey (DJ) dan produser musik hip-hop sangat tertarik pada perangkat audio Jepang produksi akhir 1970-an dan awal 1980-an. Technics 1200 merupakan pilihan terbaik DJ, dan Roland TR-808 Rhythm Composer memiliki karakter bas yang kuat. Pokoknya, menyimbolkan dance elektrik serta musik hip-hop.
Dalam 20 tahun terakhir, jumlah piringan hitam yang terjual mencapai 10 kali lipat, dengan harga berlipat ganda. Intinya, phonograph sudah dianggap sebagai instrumen musik, bukan sekadar alat perekam. Perangkat DJ juga buatan Jepang, baik Technics maupun Vestax.

D.   Ragam Musik Jepang
Ada dua jenis dalam musik tradisional Jepang: seni musik dan musik yang diterapkan pada drama. Seni musik memiliki beberapa gaya yang berbeda, masing-masing yang didirikan secara terpisah di masing-masing periode sejarah Jepang. Secara umum, musik jepang lebih mengutamakan vocal dari pada instumennya. Selain itu, musik tradisional Jepang sering dikembangkan sebagai bagian dari drama seperti Noh, Kabukl, dan Bunraku.


Contoh dari beberapa musik jepang adalah:
a.    Gagaku
Gagaku adalah musik yang dilakukan di Pengadilan terutama di kalangan kaum bangsawan dan berkuasa atas kelas. Gagaku diklasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu asli asing, asli jepang dan campuran. Dalam perkembangannya gagaku digunakan dalam musik kontemporer

b.   Noh-Noh
Pada akhir abad 14 berkembanglah seni drama Noh dengan sendiri yang disebut Nohgaku musik, dan menari yang dikenal sebagai Shimai. Noh sangat bergaya simbolis dan drama, dan biasanya dilakukan oleh beberapa musisi dan aktor laki-laki. Nohgaku memiliki dua elemen di dalamnya: vokal dan instrumental. Bagian vokal yang bernama Utai dilakukan oleh kedua pelaku dan chorus dari delapan laki-laki dan memberitahu jalan cerita. Biasa menceritakan kisah perjuangan jaman dahulu.

E.    Musik tradisional dan daerah

Ada dua jenis musik yang diakui sebagai jenis musik tradisional Jepang tertua, yaitu shōmyō (声明 maupun 聲明), atau nyanyian Budha, dan gagaku (雅楽) istana musik kuno, dimana keduanya berada pada zaman Nara dan Heian. Gagaku adalah jenis musik klasik yang telah ada pada istana Kekaisaran sejak zaman Heian. Kagura-uta (神楽歌), Azuma-asobi (東遊) dan Yamato-uta (大和歌) merupakan repertoar adat. Tōgaku (唐楽) dan komagaku berasal dari Dinasti Tang, Cina melalui Semenanjung Korea. Gagaku dibagi menjadi kangen (管弦) (musik instrumen) dan bugaku (舞楽) (tarian disertai dengan gagaku).

Berasal pada awal abad ke-13 honkyoku (本曲), merupakan singel (solo) shakuhachi (尺八) imam Zen. Imam ini, disebut komusō ("biksu"), yang memainkan honkyoku untuk sedekah dan pencerahan. Sekte Fuke tidak ada lagi pada abad ke-19, tetapi garis keturunan verbal dan tertulis dari beberapa honkyoku tetap berlanjut, meskipun musik ini saat ini sering dimainkan pada sebuah konser. Samurai sering mendengarkan dan memainkan dalam kegiatan musik, dalam praktik memperkaya hidup dan pemahaman.

F.     Musik tradisional

Biwa hōshi, Heike biwa, mōsō, dan goze

Biwa (琵琶 - Cina: pipa), lute, dimainkan oleh sekelompok pemain keliling (biwa hōshi) (琵琶法師) yang digunakan untuk mengiringi sebuah cerita. Yang paling terkenal dari cerita ini adalah sejarah The Tale of the Heike, abad ke-12 dari kemenangan klan Minamoto atas Taira. Serikat ini akhirnya menguasai sebagian besar budaya musik Jepang.

Selain itu, banyak kelompok musisi buta yang terbentuk khususnya di daerah Kyushu. Musisi tersebut, yang dikenal sebagai mōsō (盲僧 biksu buta) berkeliling di daerah mereka dan melakukan berbagai ritual agama untuk menyucikan rumah agar dapat membawa kesehatan dan keberuntungan. Biwa yang mereka mainkan jauh lebih kecil dari Heike biwa (平家琵琶) yang dimainkan oleh biwa hōshi.

Terkait Lafcadio Hearn dalam bukunya yang berjudul Kwaidan: Stories and Studies of Strange Things "Mimi-nashi Hoichi" (Hoichi the Earless), cerita hantu Jepang tentang seorang biwa hōshi buta yang memainkan "The Tale of the Heike"

Seorang wanita buta, yang dikenal sebagai goze (瞽女), juga berkeliling di negeri tersebut sejak zaman abad pertengahan. Dia menyanyikan lagu dan bermain musik dengan pukulan drum yang dibawanya. Sejak abad ketujuh belas mereka sering memainkan koto atau shamisen. Organisasi Goze bermunculan di seluruh negeri, dan ada hingga saat ini di prefektur Niigata.

G.    Taiko

Taiko merupakan drum Jepang dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk memainkan berbagai genre musik. Taiko ini telah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai instrumen utama perkusi yang didasarkan pada berbagai daerah dan musik festival masa lalu. Musik taiko tersebut dimainkan dengan gendang besar yang disebut kumi-daiko. Asal-usulnya tidak pasti, tetapi dapat diperkirakan sejak abad ke-7. Negara Cina telah mengikuti budaya ini, tetapi instrumen dan musiknya tetap khas Jepang. Drum Taiko pada zaman ini digunakan saat pertempuran untuk menakuti musuh dan untuk mengkomunikasikan perintah. Taiko selalu digunakan dalam musik religius Buddha dan Shinto. Taiko ini hanya dimainkan pada saat acara-acara khusus dalam kelompok kecil. Tidak hanya laki-laki, kaum wanita juga memainkan taiko dalam festival semi-agama seperti tarian bon.
Taiko modern konon ditemukan oleh Daihachi Oguchi pada tahun 1951. Pemain genderang jazz, Oguchi menggabungkan latar musik ini ke dalam ansembel. Gaya energik ini membuat kelompoknya populer di seluruh Jepang, dan membuat Wilayah Hokuriku sebagai pusat musik taiko. Popularitas beberapa musisi muncul dari musik ini termasuk Sukeroku Daiko dan rekan band nya Seido Kobayashi. Pada tahun 1969 ada sebuah kelompok yang disebut Za Ondekoza yang didirikan oleh Tagayasu Den; Za Ondekoza dikumpulkan bersama-sama pemain muda yang berinovasi membangun kembali versi baru dari taiko, yang dipakai sebagai cara hidup dalam gaya hidup komunal. Selama tahun 1970-an, pemerintah Jepang mengalokasikan dana untuk melestarikan budaya Jepang, dan banyak kelompok komunitas taiko dibentuk. Pada abad ini, kelompok taiko sudah tersebar di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat.Permainan video Taiko Drum Master juga didasarkan pada budaya ini. Salah satu contoh Band Taiko modern adalah Gocoo.

H.   Musik daerah Min'yō
Lagu daerah Jepang (min'yō) dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan dalam banyak cara, tetapi sering kali dikelompokkan dari empat kategori utama seperti: work song, lagu religi (seperti sato kagura, sejenis musik Shintois), lagu yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan seperti, pernikahan, pemakaman, dan festival (matsuri, terutama Obon), dan lagu anak-anak (warabe uta).

Pada musik min'yō, penyanyi biasanya disertai dengan alat musik lute dan tiga alat musik lainnya yang dikenal sebagai shamisen, drum taiko, dan seruling bambu yang disebut shakuhachi. Instrumen lainnya adalah seruling melintang yang dikenal sebagai shinobue, sebuah bel yang dikenal sebagai kane, drum tangan yang disebut tsuzumi, dan / atau kecapi 13 senar yang dikenal sebagai koto. Di Okinawa, instrumen utamanya adalah sanshin. Ini adalah instrumen tradisional Jepang, tapi dengan instrumentasi yang modern, seperti gitar listrik dan penyintesis.

Banyak sekali peristilahan ketika membicarakan musik min'yō seperti ondo, bushi, bon uta, dan komori uta. Ondo pada umumnya menjelaskan beberapa lagu daerah dengan ayunan khasnya. Lagu khas daerah ini pada umumnya dapat didengarkan pada festival tarian Obon. Fushi adalah lagu dengan melodi yang khas. Komori uta adalah lagu pengantar tidur anak. Nama-nama pada lagu min'yo biasanya meliputi peristilahan deskriptif dibagian akhir. Contoh: Tokyo Ondo, Kushimoto Bushi, Hokkai Bon Uta, dan Itsuki no Komoriuta.

Banyak di antara lagu-lagu ini biasanya memerlukan penekanan yang lebih pada beberapa suku kata tertentu serta teriakan bernada (kakegoe). Kakegoe pada umumnya merupakan teriakan kegembiraan dalam musik min'yō, Kakegoe sendiri sering dimasukkan sebagai bagian paduan suara. Ada banyak sekali variasi kakegoe dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Di Okinawa sendiri sebagai contoh, teriakan itu berupa "ha iya sasa!" Di daratan Jepang sendiri teriakan itu berupa "a yoisho!," "sate!," atau "a sore!" serta "a donto koi!," dan "dokoisho!"

Baru-baru ini sistem berbasis serikat dikenal sebagai sistem iemoto telah diterapkan untuk beberapa jenis min'yō. Sistem ini awalnya dikembangkan untuk mentransmisikan genre klasik seperti nagauta, shakuhachi, atau musik koto, tapi karena terbukti menguntungkan untuk para guru dan didukung oleh siswa yang ingin memperoleh sertifikat kemahiran serta nama-nama artis terus menyebar ke genre seperti min'yō, Tsugaru-jamisen dan jenis-jenis musik tradisional lainnya ditularkan dengan cara yang lebih resmi. Saat ini, beberapa min'yō diwariskan dalam organisasi keluarga pseudo.

I.       Contoh lagu
Contoh lagu jepang masa sekarang yaitu :
  •  Black Rock Shooter dari Hatsune Miku,
  • Toumei Datta Sekai dari Motohiro Hata,
  • Flow dari Sign,
  • Why can’t i have a dream dari Hatsune Miku,
  • aLIEz dari Hiroyuki Sawano,
  • Love is War dari Hatsune Miku,
  • World is Mine dari Hatsune Miku,
  • Click dari Ost. Nisekoi,
  • Heart Pattern dari Ost. Nisekoi,
  • Wired Life dari Ost. Ao No Exorcist,
  • Unravel dari Ost. Tokyo Ghoul,
  • Seijatachi dari Ost. Tokyo Ghoul,
  • Sayonara Memori dari Ost. Naruto,
  • Harukaze dari Ost. Bleach,
  • Change dari Miwa, dan masih banyak lagi.


J.       Tokoh-Tokoh musik Jepang

Beberapa tokoh yang mengangkat musik jepang lewat karya-karyanya diantaranya Sadao Watanabe untuk jazz, Shirakawa Gunpachiro, Takahashi Chikuzan,Toru Takemitsu komposer dan konduktor Seiji Ozawa. Jepang juga diidentifikasi sebagai salah satu pasar yang paling penting untuk jenis musik.
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade 49 dibawah pimpinan Brigadir Jenderal AW.S Mallaby mendarat dipelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Brigade ini merupakan bagian dari Divisi India ke-23, dibawah pimpinan Jenderal D.C Hawthorn. Mereka mendapat tugas melucuti tentara jepang dan menyelamatkan tawanan sekutu. Pasukan ini berkekuatan 6000 personil dimana perwira-perwiranya kebanyakan orang-orang Inggris dan prajuritnya orang-orang Gurkha dari Nepal yang telah berpengalaman perang.

Rakyat dan pemerintah Jawa Timur dibawah pimpinan Gubernur R.M.T.A Suryo semula enggan menerima kedatangan Sekutu. Kemudian antara wakil-wakil pemerintah RI dan Brigjen AW.S Mallaby mengadakan pertemuan yang menghasilkan kesepakatan sebagai berikut:    
  • Inggris berjanji mengikutsertakan Angkatan Perang Belanda
  • Disetujui kerja sama kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketentraman
  • Akan dibentuk kontak biro agar kerja sama berjalan lancar
  • Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang.


Pada tanggal 26 Oktober 1945 pasukan Sekutu melanggar kesepakatan terbukti melakukan penyergapan ke penjara Kalisosok. Mereka akan membebaskan para tawanan Belanda di antara nya adalah Kolonel Huiyer. Tindakan ini dilanjutkan dengan penyebaran pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata-senjata mereka. Rakyat Surabaya dan TKR bertekad untuk mengusir Sekutu dari bumi Indonesia dan tidak akan menyerahkan senjata mereka.

Kontak senjata antara rakyat Surabaya melawan Inggris terjadi pada tanggal 27 oktober 1945. Para pemuda dengan perjuangan yang gigih dapat melumpuhkan tank-tank Sekutu dan berhasil menguasai objek-objek vital. Strategi yang digunakan rakyat Surabaya adalah dengan mengepung dan menghancurkan pemusatan-pemusatan tentara Inggris kemudian melumpuhkan hubungan logistiknya. Serangan tersebut mencapai kemenangan yang gemilang walaupun di pihak kita banyak jatuh korban.

Pada tanggal 29 Oktober 1945 Bung Karno beserta Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya. Dalam perundingan antara pemerintah RI dengan Mallaby dicapai kesepakatan untuk menghentikan kontak senjata. Kesepakatan ini dilanggar oleh pihak Sekutu. Pertempuran seru terjadi di Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Gedung itu dikepung oleh para pemuda yang menuntut agar pasukan A.W.S Mallaby menyerah. Akibatnya terjadi kejadian fatal, yaitu terbunuhnya A.W.S Mallaby. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 Oktober 1945.

Dengan terbunuhnya Mallaby, pihak Inggris menuntut pertanggungjawaban kepada rakyat Surabaya. Pada tanggal 9 November 1945 Mayor Jenderal E.C. Mansergh sebagai pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia di Surabaya. Ultimatum itu isinya agar seluruh rakyat Surabaya beserta pemimpin-pemimpinnya menyerahkan diri dengan senjatanya, mengibarkan bendera putih, dan dengan tangan diatas kepala berbaris satu-satu. Jika pada pukul 06.00 ultimatum itu tidak diindahkan maka Inggris akan mengerahkan seluruh kekuatan darat, laut dan udara. Ultimatum ini dirasakan sebagai penghinaan terhadap martabat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Oleh karena itu rakyat Surabaya menolak ultimatum itu secara resmi melalui pernyataan Gubernur Suryo.

Karena penolakan ultimatum itu maka meletuslah pertempuran pada tanggal 10 November 1945. Melalui siaran radio yang dipancarkan dari Jl. Mawar No.4 Bung Tomo membakar semangat juang arek-arek surabaya. Kontak senjata pertama terjadi di Perak sampai pukul 18.00. Pasukan Sekutu dibawah pimpinan Jenderal Mansergh mengerahkan satu Divisi infantri sebanyak 10.000-15.000 orang dibantu tembakan dari laut oleh kapal perang penjelajah “Sussex” serta pesawat tempur ”Mosquito” dan “Thunderbolt”.


Dalam pertempuran di Surabaya ini seluruh unsur kekuatan rakyat bahu membahu, baik dari TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI, PTKR, maupun TKR laut dibawah Komandan Pertahanan Kota, Soengkono. Pertempuran yang berlangsung sampai akhir November 1945 ini rakyat Surabaya berhasil mempertahankan kota Surabaya dari gempuran Inggris walaupun jatuh korban yang banyak dari pihak Indonesia. Oleh karena itu setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hal ini sebagai penghargaan atas jasa para pahlawan di Surabaya yang mempertahankan tanah air Indonesia dari kekuasaan asing.

Mengenai Saya

Foto saya
Hadxp, 19 tahun, hobi gambar dan bermain game. Kunjungi Instagram.com/hadx_p untuk melihat gambar-gambarku atau https://www.pixiv.net/member.php?id=19729643 Seorang Drafter AutoCAD di sebuah perusahaan

Visitor

Copyright © 2018 Hadxp Blog - Powered by Blogger