Objek pembahasan ekonomi makro antara lain adalah masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pengangguran, dan neraca pembayaran.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan kapasitas barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi biasanya berhubungan dengan perubahan teknologi. Contohnya adalah pengenalan internet dan teknologi dalam industri AS secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Selain teknologi, faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah juga sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan, budaya, dan modal.
Pertumbuhan ekonomi tidak sama dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan konsep yang tidak hanya meliputi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga perubahan positif tertentu dibidang kehidupan yang lain. Pembangunan ekonomi berarti pertumbuhan ekonomi bersama dengan perubahan dalam distribusi pendapatan nasional dan perubahan teknis serta kelembagaan lainnya yang diinginkan.
2. Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
Dalam sistem ekonomi bebas atau sistem ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering mengalami pasang surut. Pergerakan naik turunnya kegiatan perusahaan-perusahaan demi mencapai kemajuan ekonomi dalam jangka panjang disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.
Siklus dalam suatu periode konjungtur berbeda dengan keadaan konjungtur pada periode lain. Tetapi sifat-sifat dasar setiap siklus sama. Kurva konjungtur ekonomi terdiri dari masa pertumbuhan, masa puncak kemakmuran (peak of wealth), masa kemunduran, masa keterpurukan (peak of crises). Setelah krisis dapat teratasi, akan terjadi masa pemulihan (recovery), pertumbuhan, dan seterusnya. Siklus ini terbangun seperti gelombang sinus.
3. Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah suatu kondisi ketika seseorang yang dikategorikan dala golongan angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran dapat terjadi karena faktor-faktor berikut.
Kekurangan pengeluaran agregat.
Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk mendapat pekerjaan baru yang lebih baik.
Perusahaan mengganti tenaga kerja manusia dengan peralatan-perlatan canggih, seperti penggunaan mesin-mesin komputer.
Ketidaksesuaian antara keterampilan pencari kerja dan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri.
4. Masalah Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga naik secara umum dan terus menerus. Keadaan insflasi akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari suatu negara ke negara lainnya. Ada empat golongan inflasi, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Pada inflasi ringan, kenaikan harga masih dibawah angka 10% setahun. Pada inflasi sedang, kenaikan harga antara 10%-30% setahun. Pada inflasi berat, kenaikan harga antara 30%-100% setahun. Pada hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, kenaikan harga berada diatas 100% setahun.
Inflasi dapat terjadi karena hal-hal berikut.
- Ketidakseimbangan pengeluaran agregat dibandingkan dengan kemampuan perusahaan dalam menyediakan barang-barang.
- Tuntutan kenaikan upah oleh pekerja yang menyebabkan harga pokok barang bertambah.
- Kenaikan harga-harga barang yang diimpor.
- Panawaran uang yang bertambah secara berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang.
- Kekacauan politik dan ekonomi.
5. Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan atau balance of trade adalah ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Biasanya kurun waktunya satu tahun. Neraca perdagangan suatu negara yang positif menunjukkan negara itu mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor. Terjadi surplus perdagangan. Sementara itu, neraca perdagangan suatu negara yang negatif menunjukkan nilai moneter impornya melebihi moneter ekspor. Terjadi defisit perdagangan.
Neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain dalam satu tahun tertentu. Aliran itu mencakup hal-hal berikut.
- Aliran penerimaan ekspor serta pembayaran impor barang dan jasa.
- Aliran penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal asing.
- Aliran keluar masuk modal jangka pendek seperti deposito diluar negeri.
Neraca pembayaran bermasalah ketika neraca pembayaran mengalami defisit. Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Hal ini dapat disebabkan oleh impor lebih besar daripada ekspor dan aliran modal terlalu banyak ke luar negeri.
Neraca pembayaran yang defisit dapat menimbulkan akibat sebagai berikut.
- Penurunan kegiatan ekonomi dalam negeri karena penggunaan barang impor.
- Harga valuta asing meningkat.
- Harga barang impor bertambah mahal.
- Kegairahan pengusaha berkurang dalam penanaman modal dan membangun usaha baru.